Pita nyawa, kenapa disebut pita nyawa? Apa karena awalnya pita itu dipake sama Samson di rambutnya? Terus ga sengaja itu pita ikut kepotong sama rambutnya pas Delilah disuruh sama tokoh antagonis buat motong rambutnya Samson? Abis itu dia jadi lemes bin lemu seperti tak bernyawa? Oke, saya tahu analogi ini jauh dari kata masuk akal. Jadi inilah yang mungkin sebenarnya terjadi...
Suatu hari di siang yang terik, berkumpul gerombolan anak-anak berusia 14 sampai 16 tahun berwarna serba ungu. Kala itu ada seorang anak bernama Beni Rachmadi Setyono Ahmad Suseno Pambudiluhur, panggil saja dengan nama Kevin. Ia sedang tidur di lapangan yang panasnya ga kira-kira. Lalu, “Kevin!”, sahut mas-mas yang make name tag warna biru.”Siap!”, jawab Kevin dengan tampang lesu. “Kamu ngapain tiduran di sini?”, tanya mas-mas tadi. “Pita nyawanya saya ilang mas, jadi saya tadi disuruh jadi mayat”, jawab Kevin. “Loh? Kamu terima diginiin? Temen kamu ga ada yang bela?!”, mas-mas yang tadi nanya lagi. Kevin dengan gagap menjawab, “Siap! Saya tidak terima mas! Temen saya ada yang bela. Cuma saya...”. “Cuma apa?! Takut!? Udah cepet tiduran lagi, kamu udah dianggep mati!”, perintahnya. ”Siap!”, sahut Kevin.
Nah, mungkin itulah asal muasal “Pita Nyawa”. Emang agak nyeleneh ceritanya, tapi ya seenggaknya bisa rasa penasaran kita hilang sepersen.
Tapi ingat! Anggaplah pita nyawa itu sebagai sebuah tanggung jawab, karena pita nyawa ini sama halnya seperti jubahnya para pesulap dimana mereka menyembunyikan rahasia sulapnya. Jika pita nyawa ini hilang maka semuanya akan terhenti begitu saja, seperti tukang sulap yang hanya duduk termangu karena tidak dapat melakukan trik-triknya lagi karena jubahnya hilang.Contoh misalnya si A diberikan tugas untuk menjaga sebuah telur ayam untuk ditetaskan, agar telur ayam itu dapat ditetaskan maka harus dimasukkan ke dalam ruang inkubasi selama 21 hari. Si A pun memasukkan telur itu ke ruang inkubasi, ia pun pergi selama 20 hari untuk liburan agar membuat hari demi hari terasa lebih cepat. Ketika ia pulang dan melihat ruang inkubasi dimana telur tersebut disimpan, ia pun menangis karena telah melepas tanggung jawabnya sehingga telur ayam tersebut tidak menetas. Tapi sebenarnya apa sih yang terjadi? Ternyata lampu pengeraman pada ruang inkubasi putus saat hari ke 19. Nah, disinilah sebenarnya tanggung jawab diperlukan. Jadi, jangan seperti Kevin yang pasrah dengan nasibnya karena pita nyawanya hilang. Atau si A yang melepas tanggung jawabnya begitu saja. Jadilah pribadi yang tidak akan pernah melepas tanggung jawabnya sebagai manusia.
VIVA SMANDA!

Tidak ada komentar:
Posting Komentar